AJI - Google News Initiative Indonesia
Jaringan Media
Media-media lokal di seluruh Nusantara yang mengikuti pelatihan cek fakta.
Jaringan Kampus
Jaringan kampus di seluruh Nusantara yang memuat materi cek fakta sebagai mata kuliah.
6
Tahun memerangi Hoaks di Indonesia
Sejak Januari 2018, AJI Indonesia telah memberikan pelatihan kepada ribuan jurnalis, mahasiswa, dan akademisi di seluruh Indonesia.
565
Selama kurun 2018-2023 ada 565 kegiatan telah dilaksanakan AJI-GNI.
356
AJI memiliki 356 Trainer dari kalangan jurnalis, akademisi, dan aktivis yang tersebar di seluruh Indonesia.
1.304
Sebanyak 1304 organisasi terdiri atas Kampus, Newsroom dan citizen community telah dilatih AJI.
43.084
AJI dengan Google News Initiative telah melatih anggota newsroom dan kampus dengan total peserta 43.084 peserta.
BUKU
Buku yang diterbitkan AJI terkait mis-disinformasi. Silakan unduh. Gratis
Memahami Bencana Alam di Indonesia
Buku ini memberi pemahaman tentang kebencanaan di Indonesia. Masyarakat perlu informasi yang benar supaya dapat hidup bersahabat dengan bencana. Jurnalis pun perlu memberikan informasi tentang kebencanaan dengan benar pula.
Periksa Fakta Melawan Infodemi
Buku ini berisi penjelasan soal gambaran hoaks vaksin, sejarah gerakan antivaksin, penyebab, dampak, tools dasar cek fakta, verifikasi narasumber, menelusuri literatur, dan bagaimana menyajikan teori konspirasi.
Literasi Digital untuk Perguruan Tinggi
Buku ini khusus ditujukan untuk para akademis sebagai materi yang bisa diadopsi sebagai bahan perkuliahan. Buku ini berisi seluk beluk informasi digital, gangguan informasi, dan bagaimana melakukan verifikasiatas informasi tersebut.
Gangguan Informasi, Pemilu dan Demokrasi
Buku ini merupakan bagian dari ikhtiar AJI Indonesia untuk mengajak publik dalam melawan gangguan informasi masa pemilu 2024. Termasuk untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat agar pemilu berkualitas. Buku ini dibagi menjadi lima bagian yakni gambaran pemilu 2024, pengenalan gangguan informasi dalam pemilu, polarisasi politik, pengawasan kampanye di media sosial, dan melawan gangguan informasi pemilu.
Bersyukur karena dari Pelatihan Cek Fakta beberapa kru kami mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai factchecker di Kabar Makassar. Ada beberapa hal yang menarik ketika menemukan berita-berita keliru atau informasi yang menyesatkan, mereka dengan cepat dan bergairah untuk menangkal atau melakukan counter terhadap informasi-informasi liar tersebut dari berbagai media sosial.
Fritz Wongkar
Kabar Makassar
Kali pertama tahu Google News Initiative (GNI) dari mailing list yang masuk di email. Saya lolos seleksi dan tergabung di angkatan IV. Dari situlah saya jadi lebih banyak tahu GNI. GNI sangat keren. Mengedukasi jurnalis, terutama kami yang di daerah-daerah. Kami jurnalis daerah mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan ilmu baru, pengetahuan baru, informasi soal teknologi yang up to date. GNI tidak pilih-pilih kasih, tidak hanya memberi ruang bagi jurnalis Jakarta sentris. Kami di daerah yang selama ini minim pelatihan-pelatihan juga dapat porsi yang sama.
Rini Yustiningsih
Solopos
Saya tidak menyangka bisa menjadi salah satu peserta ToT Literasi Digital di Bali pada awal Januari 2022. Kegiatan, pengalaman, dan informasi yang saya dapatkan sangat luar biasa, bagaimana kami bisa membedah hal-hal yang berkaitan dengan cek fakta plus digital security. Hal amat penting dan semakin berguna ketika kami diminta untuk mengajarkan lagi hal-hal itu di kampus karena membentuk masyarakat yang peka, paham serta kritis atas berbagai macam informasi termasuk dari media menjadi kewajiban dan tugas dari kita semua. Harapannya semoga GNI tetap menjalankan kegiatan-kegiatan seperti ini, terutama di daerah yang sulit dijangkau dan belum begitu maju, sehingga wacana yang berkembang di masyarakat, termasuk dari berita, ialah wacana yang berkualitas, valid, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Raymundus Lullus Rua Raki
Dosen Pembangunan Sosial- STPM Santa Ursula Ende-Flores, NTT
Menjadi trainer GNI dan ikut belajar bersama sejak tahun 2019 memberi banyak kesempatan dan pengalaman untuk saya. Selain menambah kemampuan dalam menelaah setiap informasi di internet, juga mengasah kemampuan public speaking ketika menjadi pemateri. Yang lebih menguntungkan ialah terbukanya kesempatan untuk menjalin relasi dan bertukar pikiran dengan orang-orang di berbagai daerah.
Eviera Paramita Sandi
Suara.com
Pertama kali mengenal GNI saat mengikuti ToT Fact Checking pada Januari 2018. Mengikuti pelatihan ini menjadi awal perjalanan yang membuka wawasan dan kesadaran soal bahayanya misinformasi dan disinformasi. Kesempatan menjadi trainer cek fakta GNI juga merupakan pengalaman berharga berbagi ilmu dan belajar bersama dengan banyak kalangan, dari pelajar, mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum untuk sama-sama memerangi hoaks. Upaya ini harus kita lakukan bersama-sama. Semoga GNI terus menjadi bagian dari perjalanan edukasi literasi dan melawan hoaks di Indonesia.
Inggried Dwi Wedhaswary
Kompas.com
Sejak tergabung sebagai dosen di Departemen Ilmu Komunikasi UGM tahun 2018, saya telah aktif mengajarkan materi cek fakta/literasi media/literasi digital dalam beberapa mata kuliah program studi S1 reguler dan internasional khususnya di peminatan jurnalisme di antaranya dasar jurnalisme, jurnalisme multimedia, produksi konten, dan komunikasi bencana. Dengan terlibat sebagai trainer akademisi AJI-GNI angkatan pertama di tahun 2020, tim penulis buku pengecekan fakta hoaks bencana AJI-GNI tahun 2021, serta tim penulis dan master trainer pada program penulisan buku dan pelatihan literasi digital untuk pendidikan tinggi AJI-GNI tahun 2022, saya semakin teguh, bersyukur, dan bersemangat untuk menggelorakan dan memperkaya dimensi cek fakta dalam tridarma perguruan tinggi.
Zainuddin Muda Z. Monggilo
Universitas Gadjah Mada
Mengenal GNI dari Instagram AJI yg punya program Literasi Digital untuk berbagai kalangan dan saat itu sasarannya adalah akademisi. Program GNI bekerja sama dengan AJI sangat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia dari berbagai status sosial terutama untuk menghadapi perkembangan teknologi digital yang begitu cepat. Program GNI sangat dibutuhkan dan sinkron dengan kondisi masyarakat dalam gempuran informasi saat ini, yakni pengenalan antara informasi yang benar dan hoaks.
Marsia Sumule
Universitas Halu Oleo
Sudah familiar dengan GNI sejak lama, tapi semakin mengenal GNI di tahun 2020 saat mendapat informasi tentang pelaksanaan ToT Cek Fakta dan terpilih sebagai salah satu pesertanya. Meski trainingnya diadakan secara virtual, training ini merupakan salah satu training paling berharga yang pernah saya ikuti. ToT ini juga memperluas jejaring saya dengan beragam akademisi dan jurnalis hebat di Indonesia. Semoga semakin banyak program-program bermanfaat yang diadakan oleh GNI Indonesia.
Amalia Nurul Muthmainnah
Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya
Ketika program GNI ini digagas di penghujung tahun 2017, fenomena hoaks sedang marak-maraknya di Indonesia. Banyak media yang seharusnya menjernihkan informasi malah mengamplifikasi informasi palsu di media sosial tanpa verifikasi. Ini sungguh memprihatinkan. Saya melihat program ini sungguh memberi dampak yang signifikan. Pelatihan-pelatihan yang digelar secara maraton sejak 2018 di seluruh Indonesia terbukti mampu mengubah wajah media-media di Indonesia. Tim cek fakta tumbuh di ruang-ruang redaksi media di seluruh nusantara. Program ini menguatkan peran penting tradisional media sebagai sumber rujukan informasi tepercaya. Materi cek fakta pun hadir di kampus-kampus sebagai mata kuliah. Pelatihan ini bukan sekadar belajar soal tools, tapi soal perubahan cara pikir tentang apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan berbagai informasi palsu.
Heru Margianto
Kompas.com
“Jangan mudah percaya dengan apa yang kamu baca di Internet hanya karena ada foto dan quote di sebelahnya.”